Beberapa tahun yang lalu sempat dapat
broadcast tentang Kristen ortodoks. Dikatakan bahwa terdapat banyak persamaan
dengan Islam. Tiba-tiba gak sengaja nonton Youtube tentang Uzbeksitan trus
penasaran sama negaranya, senangnya karena termasuk salah satu negera yang
mayoritas adalah muslim, dimana 90% penganutnya muslim dan 5% Kristen Ortodoks
(https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Uzbekistan)
Karena penasaran dan teringat kembali tentang
broadcast yang pernah kubaca akhirnya aku mencari tahu tentang kristen ortodoks
di Google tentunya J
Nah apa saja sih persamaan antara Islam dan
Kristen Ortodoks
1. Perempuan Berkerudung
Gererja Ortodoks mengharuskan
perempuan memakai kerudung saat berada di gereja layaknya muslimah. Selain itu
mereka melarang wanita memakai celana, harus memakai rok panjang.
2. Puasa
Ajaran Ortodoks ada juga perintah
puasa. Tidak makan dan minum apapun atau terbatas pada jenis makanan tertentu. Jumlah
hari puasa mereka bisa bertahan hingga 200 hari berdasarkan jadwal Julius. KOS
(Kristen Ortodoks Syiria) berpuasa 40 hari yang disebut shaumil kabir yang mirip
puasa ramadhan, memiliki puasa sunnah di hari Rabu dan Jum’at yang mirip dg Puasa
Sunnah senin dan kamis, mewajibkan jama’ahnya berzakat 10% dari penghasilan
kotor (bruto).
3. Gereja Ortodoks menyerupai Masjid
Perbedaan utama dari gereja Ortodoks
adalah atap berbentuk kubah. Gereja Ortodoks umumnya memiliki menara yang
puncaknya berupa kubah model umbi bawang layaknya masjid di Asia dan Afrika. Kesamaan
lainnya adalah atapnya berupa kubah, ruang utama yang berupa separuh bulatan
(melon dome). Kubah seperti ini ditemui di masjid bergaya arsiktekrur Ottman
ala Turki.
4. Shalat
Kristen
Ortodoks telah menggunakan kata “Shalat” saat menunaikan ibadah. Kata “Shalat”
itu sendiri berasal dari kata Tselota dalam bahasa Aram (Suriah) yaitu bahasa
yang juga digunakan oleh Nabi Isa (Yesus). Dan bagi umat Kristen Ortodoks Arab
yaitu umat Kristen Ortodoks yang berada di Suriah, Mesir.
Hampir seluruh Gereja-gereja di Timur masih
melaksanakan Shalat Tujuh Waktu (As-Sab’u ash-Shalawat). Dalam gereja-gereja Ortodoks
jam-jam salat (Arami: ‘iddana tselota; Arab: sa’atush salat) ini masih
dipertahankan tanpa putus sebagai doa-doa baik kaum imam (klerus) maupun untuk
umat (awam).r, Palestina, Yordania, Libanon dan
daerah Timur-Tengah lainnya menggunakan kata Tselota tadi dalam kosakata yang
telah diadopsi bahasa Arab yaitu Shalat, sehingga oleh umat Kristen Ortodoks
Arab disebut sebagai Shalattul Rabbaniyah.
Sumber:
Komentar
Posting Komentar